Sunday 28 October 2012

Penemuan Vitamin B1


Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, banyak orang yang menderita penyakit yang disebut beri-beri. sampai sekarang pun penyakit ini masih sering menyerang daerah-daerah miskin dan terbelakang. tubuh korban biasanya makin melemah, sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan sehari-hari.

Pada tahun 1980-an, seorang dokter berkebangsaan Belanda, Christian Eijkman, yang kebetulan bertugas di  Jawa mulai melakukan penelitian untuk menentukan apa yang mejadi penyebab penyakit beri-beri itu. secara kebetulan Eijkman menemukan sekelompok ayam yang memiliki gejala-gejala yang sama dengan penyakit beri-beri. tedorong oleh penelitiannya, Eijkman memindahkan ayam-ayam itu ke daerah lain, dan ternyata gejala beri-beri itu menghilang. lalu apa yan menyebabkan penyakit beri-beri itu?

Eijkman meneliti membandingkan tempat ayam itu dan mendapati bahwa diitempat aslinya, ayam itu diberi makanan beras sosoh (beras yang sudah dihilangkan bekatulnya), sedangkan ditempat yang baru ayam-ayam itu diberi makan beras tuton (beras yang belum dihilangkan bekatulnya). Eijkman mengajukan hipotesis bahwa beri-beri berkaitan dengan beras sosoh.

Gerrit Grijn melanjutkan penelitian Eijkman. Grijn menyimpulkan bahwa di dalam beras tuton terdapat zat makanan penting yang hilang ketika beras itu di sosoh. Dia menyimpulkan bahwa penyakit beri-beri disebabkan oleh defisiensi suatu zat makanan.

Pada tahun 1910, Edward Vedder, seorang dokter Amerika mencoba mengisolasi zat makanan yang menyebabkan beri-beri. Dengan demikian zat ini dapat diproduksi untuk mencegah penyakit beri-beri. Dengan membuatnya secara sintesis, maka dapat disediakan dalam jumlah yang melimpah dan dengan harga yang murah. Gagasan itu disampaikan kepada seorang ahli kimia bernama Robert William.

Dari tahun 1920-an, William mencoba untuk mengisolasi senyawa yang terdapat pada ekstrak bekatul dan kemudian menguji setiap senyawa untuk mengetahui senyawa yang memiliki efek penyembuhan terhadap penyakit beri-beri. Pada tahun 1933, William mengisolasi senyawa tunggal yang berkhasiat menyembuhkan penyakit beri-beri dan dia menyebutnya vitamin B1.

Selama tiga tahun, William berusaha untuk membuat vitamin B1 secara sintesis. Untuk dapat membuat molekul, dia belajar tentang komposisi dan struktur. Pertama mengetahui unsur- unsur penyusun dan jumlahnya, kemudian memecahkan molekul, mempelajari setiap unsur dan bagaimana unsur-unsur itu membentuk molekul.

Tahun 1936, tim yang di ketuai William berhasil membuat vitamin B1 sintesis dan William menyebutnya sebagai Thiamine. nama yang dipakai hingga sekarang. Penemuan itu penting, setidaknya dapat mengurangi penderita beri-beri akibat kekurangan Zat makanan.

0 comments:

Post a Comment